Search this blog


Home About Contact
2009-07-05

Belajar Dari Orang Lain, Yuk…  


Ada berjuta-juta orang di dunia ini, ada berjuta-juta sifat dan karakter, ada berjuta-juta cerita juga skenario, ada berjuta-juta latar belakang kehidupan, dan kesemuanya ini tak ada yang persis sama satu pun. Semisal dihitung pake kombinasi nCr kayak gimana coba, benar-benar di luar jangkauan kita… Subhanallah, Maha Suci Allah SWT Yang Menciptakan Manusia.

Setiap orang punya daya tarik dan karakter masing-masing adalah akibat banyak faktor, yang paling utama menurut saya yaitu faktor lingkungan, keluarga dan teman. Teman saya yang lahir di keluarga petani sangat berbeda karakternya dengan teman saya yang lahir di keluarga pejabat (ya iyalah… :) ). Begitu pula dengan lingkungan pertemanan, Nabi SAW mengingatkan: “Perumpamaan teman yang shalih dengan yang buruk itu seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Berteman dengan penjual minyak wangi akan membuatmu harum karena kamubisa membeli minyak wangi darinya atau sekurang-kurangnya mencium ban wanginya. Sementara berteman dengan pandai besi akan membakar badan dan bajumu atau kamu hanya akan mendapatkan bau tidak sedap“. (HR.Bukhari & Muslim). Sangat menarik untuk dipelajari.

Saya sangat suka mengamati orang-orang di sekitar saya (hihihi, yang merasa sebaiknya ati2… :P) dan saya belajar buaaaaaaanyaaaak sekali dari mereka.

Saya kagum pada seorang teman yang mempunyai tingkah laku yang baik kepada orang lain, baik itu yang lebih muda, sepantaran, maupun lebih tua. Dia orang pertama yang sangat pandai menjaga perasaan orang lain yang pernah saya temui. Kalo ngomong dia tuh ati-ati banget, liat kanan-kiri, kalo merasa ada satu pihak yang terlihat tidak enak hati dengan obrolan itu, dia menghaluskan kata-katanya, membesarkan hati orang tersebut. Terhadap saya, dia pendengar yang baik. Dia mendengarkan dengan baik apa yang saya ceritakan, meski kadang-kadang ngebosenin dan garing (hehehe, maaf ya), dia sangat baik menanggapinya, dan dia hafal setiap detail ceritanya di kemudian hari (padahal saya sendiri malah sudah lupa, hihihi), beda dengan saya yang super cuek, untuk teman yang suka bercerita tentang dirinya sendiri, saya adalah pendengar yang malas, saya mendengarkan tapi sebenarnya saya tidak peduli dengan apa yang diceritakan, gak ada untungnya buat saya, apalagi mengingatnya. Parah ya… Tapi berkat teman yang satu ini, saya belajar untuk lebih memperhatikan orang lain. Beda dengan hanya melihat, ketika mempraktekkannya itu sangat sulit, dan anehnya dia bisa!

Bahkan dari orang lain yang tak dikenal pun banyak pelajaran berharga, seperti belajar dari orang yang kebetulan satu bis, orang yang kita temui ketika belanja di pasar, penjual ayam ‘fried chicken’di depan kosan, banyak deh pokoknya! :)

Beberapa pelajaran saya ambil adalah ketika saya naik bis kota Jakarta (saat itu saya naik kopaja). Saya terkesan dengan sopir kopajanya, dia waktu itu menyetel (Bahasa Indonesianya apa ya? He…) radio, lagunya apa saya lupa, tapi si sopir cukup enjoy dengerinnya. Tak lama kemudian, naik seorang pengamen dengan gitarnya. Menyadari kehadiran sang pengamen, pak sopir tanpa pikir panjang mematikan radionya. Wow, suatu tenggang rasa pekerjaan yang baik di kalangan orang kecil… Perlu banget nih dipelajari buat para bisnismen-women sekarang, coba aja liat iklan televisi sekarang, banyak iklan yang sudah tidak memperhatikan etika beriklan. Dulu di pelajaran Bahasa Indonesia SD-SMA dikatakan syarat iklan salah satunya adalah tidak menyinggung pihak lain, lha… sekarang… malah justru saling menyindir terang-terangan. Kayak iklan kampanye apa gitu… :P

Yah begitulah… Mari kita banyak-banyak belajar dari orang lain.
Mudah-mudahan kita menjadi orang yang menjadi sumber inspiratif bagi orang lain, tidak hanya mempelajari tapi juga ‘dipelajari’ ^___^

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir)


What next?

You can also bookmark this post using your favorite bookmarking service:

Related Posts by Categories